Conveyor, Interlocking dan Perhitungan putaran Gearbox

A.  Conveyor

Conveyor asal kata convey yaitu menghantarkan jadi conveyor bisa disebut menghantarkan material dari bagian pangkal conveyor ke ujung conveyor. Material apa itu?  Contoh
Di st threser yaitu di underthreser,  bottom cross conveyor,  top cross conveyor dan banyak lagi di stasiun yang lainnya.

Conveyor sendiri secara umum ada 3 model yaitu :

1. Screw Conveyor

2. Belt conveyor

3. Scrapper Conveyor

Nah yang kita bahas di sini screw conveyor saja.


Ukuran conveyor berbeda beda tiap stasiun ada yang 600, 800, dan 1000. Jadi kalau dengan conveyor 600 dan yang lain itu artinya ukuran daun conveyornya 600 mm = 60 cm lebarnya.

Gbr



Kalau di pabrik sawit hanya 2 tipe model daun conveyor yaitu yang tipe penuh seperti di  under threser, dan tipe separo ( daunnyatidak full)  seperti di cbc.  Dan yang tipe tidak full ini adanya cuma di cbc  (st kernel).

Istilah istilah pada conveyor yaitu :
1. Daun conveyor : bagian yang berbentuk daun yang mendorong material. Bahan biasanya menggunakan pelat MS (Mild Steel)  dan ada juga SS (Stainless Steel).
Ukuran ada 600,800,1000. Ini saya tulis yang umum saja.

2. Body Conveyor : bagian selubung conveyor atau wadahnya.  Antara conveyor dan body biasanya ada clearance 5 mm sehingga conveyor tidak menggesek bodi saat jalan.

3. Pitch :  jarak antar daun.  Biasanya ada 30 cm paling tidak umumnya. 

4. Liner : pelat tambahan yang melingkupi bodi bagian dalam,  dan digunakan agar screw tidak menggesek bodi sehingga bocor.  Biasanya jarak antara liner ke screw paling tidak 5 mm. 

5. As conveyor : pipa yang membentang di tengah daun sebagai tumpuan daun conveyor.  Biasanya pakai pipa hitam atau pipa schedule.  Dibagian ujung pipa ditahan menggunakan as besi bulat tempat bearing dan tumpuan pipa.

6. Bearing dan stud : bearing untuk conveyor biasanga menggunakan flange bearing ( bearing menempel di body).  Dan stud sendiri yaitu baut untuk mengunci besi bulat dan pipa conveyor.

Itu istilah istilah dalam conveyor.

Kapasitas conveyor

C = ( phi /4 (dia luar conv - dia dalam conv)x pitch x rpm x bulk density x 60 menit).


B.  Interlocking

Interlocking yaitu saling mengunci,  istilah ini sering kita dengar dalam dunia pabrik.  Jadi bila ada beberapa alat yang saling berhubungan maka tentukan dulu alat mana yang harus hidup.

Contoh :

Urutan conveyor yang harus jalan.

Pangkal pengirim A - B - C - D - E penerima

Jadi alat yang harus jalan dulu yaitu yang ujung jadi urutannya E - D - C - B - A.

Yang sering terjadi saat mengoperasikan alat operator tidak menghidupkan secara urut yaitu terbalik dari A dahulu atau dari dari B dan lain lain. Dampaknya material akan menumpuk di conveyor yang ujung mengakibatkan alat trip, atau tidak dapat digunakan.

Untuk mengantisipasi hal ini dilakukan interlock yaitu urutan E - D - C - B - A dengan D akan hidup bila E hidup dahulu,  C bisa hidup bila E - D hidup dan seterusnya.  Lalu bagaimana caranya melakukan interlock,  umumnya dengan mengambil kabel kontrol dari contactor di panel. 
Contoh :

E hidup terlebih dahulu,

D kabel control diambil dari status starter E yang hidup dengan mengambil kabel lewat NO contactor. Jadi saat E hidup ada tegangan di bagian tersebut.  Kabel dari NO tersebut masukkan ke overload contactor di starter D.

C. Ambil dari status D yang hidup.  Dan seterusnya.

Gbr contactor



C.  Rasio Gearbox ( menghitung putaran akhir di beban) 

Tidak semua peralatan di pabrik menggunakan inverter yang dapat di atur kecepatan putaran gearboxnya.  Dan tidak semua alat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan putaran akhir di beban.  Jadi umumnya dilakukan penurunan atau menaikkan putaran dengan menggunakan perbandingan rasio gearbox dan sprocket. 

Contoh :

1. Gearmotor ( gearbox complete elmot)  yang di couple ke beban langsung. 


Berapa putaran di as gearbox dapat dihitung yaitu , rpm elmot 1500, i(rasio gearbox = 42). Jadi putaran akhir yaitu 1500/42 = 35 rpm   

2. Gearmotor di couple dengan sprocket

Jadi rpm elmot 1500, i (rasio gearbox )=42
Sprocket d = gigi 19,  biasanya nyebutnya teeth
Sprocket e = gigi 29

Jadi putaran akhir di beban c adalah 
(1500/42)x (19/29) = 22 rpm

3. Gearbox terpisah dengan elmot dan gearbox langsung dicouple langsung ke beban.


Misal
Elmot b rpm = 1500 rpm
Gearbox a rasio (i)  = 69 
Pulley di elmot = 6 inch
Pulley di gaerbox = 11 inch

Jadi putaran akhir yaitu (1500/ 69) x (6 /11) = 11 rpm. 

4. Gearbox terpisah dengan elmot dan gearbox dicouple dengan sprocket ke beban. 



Misal
Elmot b = 1500 rpm
Pulley c = 6 inch
Pulley d = 7 inch
Gearbox a rasio =52 
Sprocket e = gigi 23
Sprocket f = gigi 32

Jadi putaran akhir adalah
(1500 /52) x ( 6/7)x (23/32)= 17 rpm

😊😊😊









Komentar

Postingan populer dari blog ini

STEAM PKS

STASIUN NUT AND KERNEL Bag.2 , Ripple Mill, Claybath, Kernel Drier

Ripple Mill