NILAI SEBUTIR BRONDOLAN

Berondolan dalam Tandan Buah Segar (TBS) sawit itu menempel pada TBS, jumlahnya bisa 1500 sd 2000 Brondolan per TBS, dengan berat 10 SD 20 gr. Dalam berondolan itu sendiri berisi lapisan luar, tengah dan dalam. Lapisan luar disebut kulit, bagian tengah disebut cangkang atau seperti batik kelapa, dan bagian dalam disebut inti sawit biasa disebut kernel.

Bagi anda yang bukan dari industri kelapa sawit mungkin ini hal yang baru tapi bagi yang di industri kelapa sawit, ini merupakan hal biasa. Tapi kita bisa melihat hasil akhir dari sebuah berondolan TBS ini bisa merupakan penyumbang devisa negara yang cukup besar bagi Indonesia untuk tahun tahun belakangan ini, karena Indonesia menjadi negara terbesar yang menghasilkan minyak sawit di dunia dengan jumlah lahan terbesar, walaupun banyak pemiliknya investor dari luar. Tapi kita pun bisa menikmatinya dengan kelimpahan potensi lowongan kerja untuk bagian perkebunan dan di pabrik kelapa sawit.

Bagian TBS itu sendiri terdiri dari janjangan kosong, berondolan (kulit, cangkang, inti). Kalau dihitung 1 TBS itu 100 persen, maka janjangan kosong 21%, berondolan 69%, Air 10%.

Dimana komposisi Brondolan dirt 5 %, fibre 12,5%, nut 12,5%, crude oil 39 %. Dari komposisi ini produk TBS itu tidak ada yang terbuang sama sekali karena bahkan limbah janjangan kosong yg 21% sebagai limbah padatan juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, limbah cairnya bisa digunakan untuk pupuk di lahan kelapa sawit, bahkan solid hasil sisa minyak juga bisa digunakan pupuk.

Jadi berapa nilai sebuah berondolan itu sendiri ?

Jika ekstraksi pada TBS berkisar antara 20 – 25% maka ekstraksi brondolan bisa mencapai 40 – 45%. Artinya nilai 40  – 45 % ini diperoleh dari jumlah minyak yang dihasilkan dibagi material balance berondolan nya yaitu 25 % / 60 %.

Tidak mengutip brondolan secara langsung mengurangi jumlah minyak yang dihasilkan dan akan tumbuh menjadi gulma (kentosan) yang membutuhkan biaya penyemprotan.

Nilai 1 butir Brondolan dengan berat 1 butir brondolan adalah 10 gram dengan kandungan CPO 40 % , maka CPO yang ada dalam brondolan adalah 10 gram x 40% = 4 gram setara dengan 0.004 Kg CPO. 

Apabila Harga CPO Rp. 6.000/kg, Nilai Rp 1 butir Brondolan adalah 0.004 kg x Rp. 6.000/kg = Rp. 24/butir brondolan.

Bila setiap tandan buah sawit didapati masih tertinggal 4 butir brondolan per tandan TBS, maka kerugian sebesar Rp. 96,-/tandan TBS. 

Seorang pemanen bisa mendapatkan 80 tandan/hari. Dengan asumsi losses 4 butir/tandan maka nilai kehilangan brondolan adalah Rp. 7.680,-/80 tandan.

Bila jumlah pemanen 1 hari 100 orang maka kerugian Rp. 768.000,-/hari dan dalam sebulan 24 HK = 18,4 j. Jadi nilai ini cukup besar bila kita menyadari bahwa satu berondolan yang tidak terolah bisa menyumbangkan kerugian yang cukup besar baik itu di perkebunan maupun itu di pabrik.

Karena di pabrik kelapa sawit juga dituntut akan kebersihan lingkungan kerjanya sehingga diharapkan tidak ada satu berondolan pun yang tertinggal di pabrik itu sendiri sehingga ada dikenal sistem FIFO first in First out. Artinya TBS yang datang duluan itulah yang diolah selain untuk mengurangi kenaikan FFA minyak juga memudahkan pemrosesan buah.

Untuk dipabrik sendiri, dalam rangka meningkatkan nilai rendemen yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan losses <1 - 1,5. Tergantung beberapa parameter yang digunakan. Beberapa parameter yang digunakan adalah losses di USB,  losses di janjangan, losses fibre, losses di effluent, dan losses di solid. Di beberapa pabrik tidak menggunakan losses di solid sehingga parameter losses menggunakan assumsi <1.

Dengan menurunkan losses ini maka rendemen minyak akan naik karena tidak ada minyak yang terbuang. Alias semua akan terkutip tidak ada sisa yang disebut MIKO ( minyak kotor ). Minyak kotor ini yang dahulu biasa digunakan untuk produk produk minyak yang kurang higienis karena minyak Miko ini Memiliki FFA ( Free Fatty Acid ) tinggi atau ALB (Asam lemak bebas) yang tinggi. Yang seharusnya kadar ALB <5. Nilai mutu ini yang harus dikejar oleh pabrik.

Besarnya nilai rendemen minyak khususnya sangat berpengaruh besar bagi perusahaan selain pendapatan dari penjualan cangkang, kernel (inti), fibre, solid, dan bahkan mungkin gas methan ya ( dari produksi limbah cair ) yang menghasilkan listrik. Penjualan minyak itu nantinya kita konversi terhadap satuan pembelian TBS yaitu Rp/ Ton TBS.  Ada juga yang menggunakan Rp /PP yaitu Rp/ Palm Produk artinya semua hasil TBS yang dijual. 

Untuk effesiensi di pabrik semakin kecil Rp / ton TBS berarti semakin tinggi profit perusahaan. Semakin tinggi profit perusahaan maka kesejahteraan karyawan akan semakin meningkat. Tentu dari segi fasilitas, perumahan, gaji, lembur, bonus dan lain lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STEAM PKS

STASIUN NUT AND KERNEL Bag.2 , Ripple Mill, Claybath, Kernel Drier

Ripple Mill