Fenomena Ijasah 2025

Tahun 2025 ini dihebohkan oleh fenomena mempertanyakan keaslian ijasah kelulusan sekolah. Fenomena ini muncul entah dari mana tapi ramainya dimunculkan oleh Roy Suryo dan rekan rekannya. Dan yang di tanya adalah ijasah mantan presiden Jokowi.

Kadang aneh juga kalau ijasah ini dipertanyakan, toh beliau bapak Jokowi sudah pernah jadi walikota, gubernur, dan Presiden.  Tentu syarat ijasah itu mutlak dan pasti diverifikasi sebelumnya.  Dan nyatanya lolos sebagai persyaratan jadi pejabat.

Jadi sebenarnya apa pentingnya juga bahas ijasah, tapi kalau ngak heboh kan ngak rame mungkin jadi digoreng terus biar dapat panggung. Sekarang kalau jadi presiden toh ngak perlu ijasah S1. Cukup SMA sederajat sudah jadi syarat sah nya. Dan itu sudah cukup.  Kadang benar juga kata pak Sujiwo Tejo, bahwa ijasah itu diperlukan untuk yang mau jadi pegawai, yang jadi mau jadi pejabat.  Kalau mau jadi pemimpin apa presiden ngak perlu ijasah S1.

Sekarang setiap orang yang memiliki ijasah pun.  Semua ya pasti tidak tahu ijasahnya asli apa ngak kalau dia lulus dari universitas, karena dari universitas di keluarkan atas nama orang di Bedul misalnya ya cuma satu. Ijasah bedul dari universitas ini yang megang cuma Bedul. Dan di universitas yang tertinggal mungkin fotocopy atau buku wisuda saja.

Jadi kan kalau lihat ini gampang saja tanya si Bedul ijasahny asli ngak, ya kita tanya saja dia sekolah dimana, terus kita cek buku wisudanya, foto teman temannya. Dan bila perlu kita silaturahmi tanya satu satu benar ngak ini teman mu. Gampang saja. Tapi ya nyatanya semua sudah di tunjukkan toh ngak percaya juga ya jadi agak sulit.  Kalau orang sudah tidak percaya hal yang gampang jadi susah.

Oh tidak begitu pak. Yang kamu mau tunjukkan ijasahnya, ke siapa ke seluruh rakyat Indonesia.  Memang rakyat Indonesia memerlukan lihat ijasah pak Jokowi.  Tentu tidak, bahkan ya tidak perlu dan tidak penting lihat ijasah pak Jokowi.  Tapi kadang kadang biar rame ya, mengatasnamakan rakyat, mengatasnamakan Ulama. (Rakyat dan ulama yang mana yang aneh aneh ngurusi ijasah ).

Karena toh kalau nanti pak Jokowi menunjukkan ijasahnya, pasti orang yang sudah terlanjur bilang ijasahnya palsu, tentu tetap akan bilang kalau ijasahnya palsu. Entah karena malu, entah karena sakit hati, entah karena terlanjur basah, entah ada pemain di belakang layar.

Kembali mencari kebenaran ataukah mencari pembenaran. Kadang kalau lihat debat di TV inikan sudah jelas kalau kita lihat dari masyarakat, bahwa benar itu ijasahnya, mengapa di permasalahkan. Jadi yang di cari bukan bukti sebanyak banyaknya tapi mencari bukti yang membenarkan argumennya. Sudah jelas ini benar, di cari skripsinya, habis skripsinya di cari tanda tangannya.  100 persen setiap orang tanda tangganya dari SD, SMP, SMA dan S1 pasti kebanyakan banyak yang tidak konsisten.  Cenderung berubah ubah.  Dan kadanga kadang ejaan nama saja bisa beda seperti punya pak Jimly assidigie mantak ketua MK.

Kadang benar juga kalau kita lihat kata kata Dian Sandi, Beliau bilang orang sekarang cenderung melihat ini sekarang dalam Teori Kekuasaan, karena melihat pak Jokowi sekarang jadi penguasa. Jadi ketika pak Jokowi masuk ke Bareskrim, Bareskrim dibilang tidak netral, Beliau masuk ke Polda Metro nanti dibilang Polda Metro tidak netral. Coba kalau kita melihat ke belakang bagaimana Pak Jokowi lulus Kuliah dan mendaftar di Pabrik kayu di Aceh dengan ijasah S1 nya. Selanjutnya setelah keluar kerja beliau menjadi pengusaha kayu, kemudian mendaftar jadi Walikota Solo.
Siapakah Jokowi pada waktu itu, beliau bukan siapa siapa dan tidak menguasai apa apa dan dalam tanda kutip " Tidak bisa Mengatur" siapa siapa.

Toh Ijasahnya ngak ada yang meragukan KPU.

Memang kadang kebencian mematikan nalar, kebencian mematikan Logika.  Gelar apapun yang di miliki tidak menjadi rasional lagi ketika kebencian sudah di depan.  Karena ketika kebencian sudah di depan atau yang memimpin yang dicari bukan lagi kebenaran, tapi yang dicari adalah Pembenaran.

Kinerja Pak Jokowi boleh jadi ada yang bagus dan ada yang tidak, tapi kita memberikan kritik yang konstruktif bukan pakai kacamata kuda. Ijasah dikeluarkan universitas sekelas UGM tentu tidak banyak orang yang bisa mendapatkannya apa lagi rekan rekan sekolahnya masih banyak sampai sekarang.

Salam sehat 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

STASIUN NUT AND KERNEL Bag.2 , Ripple Mill, Claybath, Kernel Drier

STEAM PKS

Stasiun Press pada Pabrik Kelapa Sawit