Biomass power plant dan POM

Tahun 2025 ini dihebohkan oleh fenomena mempertanyakan keaslian ijasah kelulusan sekolah. Fenomena ini muncul entah dari mana tapi ramainya dimunculkan oleh Roy Suryo dan rekan rekannya. Dan yang di tanya adalah ijasah mantan presiden Jokowi. Kadang aneh juga kalau ijasah ini dipertanyakan, toh beliau bapak Jokowi sudah pernah jadi walikota, gubernur, dan Presiden.  Tentu syarat ijasah itu mutlak dan pasti diverifikasi sebelumnya.  Dan nyatanya lolos sebagai persyaratan jadi pejabat. Jadi sebenarnya apa pentingnya juga bahas ijasah, tapi kalau ngak heboh kan ngak rame mungkin jadi digoreng terus biar dapat panggung. Sekarang kalau jadi presiden toh ngak perlu ijasah S1. Cukup SMA sederajat sudah jadi syarat sah nya. Dan itu sudah cukup.  Kadang benar juga kata pak Sujiwo Tejo, bahwa ijasah itu diperlukan untuk yang mau jadi pegawai, yang jadi mau jadi pejabat.  Kalau mau jadi pemimpin apa presiden ngak perlu ijasah S1. Sekarang setiap orang yang memiliki ijasah pun....

Mungkin di antara kita ada yang suka atau ingin membantu orang yang kesusahan. Contoh ada orang yang sudah mencari kerja kemana mana tidak dapat jadi tidak bisa makan atau menyekolahkan anaknya. Pasti di hati sebagian orang ada perasaan ingin membantu walaupun kita sendiri juga tidak terlepas dari kesusahan kita sendiri. Tapi ketika melihat orang yang lebih susah tentu kita ingin membantu. Kalau kita orang kaya ( berada), orang yang tidak bisa beli beras. Kita kasih beras. Orang ngak punya pekerjaan kita kasih pekerjaan. Orang ngak bisa sekolah kita bantu biar bisa sekolah. Tapi berapa orang kaya yang punya kepedulian seperti itu untuk bisa memastikan yang tidak punya akan terbantu selamanya. Tentu tidak bisa juga kita mengharapkan bahwa yang tidak mampu akan dibantu oleh yang kaya, karena orang yang kaya ini juga pasti ada baik turunnya baik kekayaannya maupun keinginan untuk membantu. Juga luasan bantuan juga terbatas hanya wilayah kecil artinya tidak mungkin juga hartanya orang kaya...