Budaya Perusahaan dan Turn Over karyawan di Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai pola atau budaya yang itu mencirikan budaya perusahaan atau corporate culture, budaya perusahaan itu muncul seiring dengan perkembangan perusahaan baik itu alamiah dari bottom ke atas atau bentukan artinya nilai atau polanya sudah di set saat pendirian di perusahaan. Jadi walaupun secara core bisnis perusahaan kelapa sawit itu sama tapi secara budaya perusahan berbeda beda dalam mengorganisasi perusahaan dan karyawannya.
Nah disini penulis ingin menyampaikan suatu permasalahan yang mungkin juga banyak menjadi pertanyaa semua karyawan yang bekerja di perusahaan. Yaitu,
Apakah banyak terjadinya turn over (keluar masuk) karyawan di suatu perusahaan ada hubungannya dengan budaya perusahaan di tempat ia bekerja?.
Pasti kalau karyawan ditanya demikian bisa jadi tahu bisa juga enggak, tapi kebanyakan akan menjawab ngak ada hubungannya karena yang saya kejar adalah karier, yang saya kejar besaran gajinya. Nah ini yang banyak terjadi di karyawan yang keluar adalah masalah karier dan gaji.
Corporate culture atau budaya perusahaan bisa dibentuk oleh masing masing perusahaan dengan melihat keunikan yang ingin ditonjolkan oleh perusahaan itu sendiri walaupun secara pribadi perusahaan tentu adanya perusahaan itu adalah untuk mendapatkan profit yang sebesar besarnya. Tapi tentu masing masing perusahaan memiliki keunikannya disamping mencari profit itu sendiri.
Ada perusahaan yang menunjukkan sifat kekeluargaan yang sangat tinggi, ada perusahaan yang menonjolkan kemampuan kemampuan atau keunggulan individu individunya, ada perusahaan yang menonjolkan safety nya, ada perusahaan yang menonjolkan pencapaian rendemennya, ada perusahaan yang menonjolkan kesejahteraan karyawannya, ada perusahaan yang menonjolkan kemajuan teknologinya. Bermacam macam yang sering kita lihat dan kesemuanya itu memang harus dicapai tapi cenderung ada yang ditonjolkannya.
Menurut saya ciri perusahaan yang budaya perusahaannya bagus maka turn over karyawannya akan berkurang. Dalam arti dari kesemuanya itu membuat karyawan betah untuk tetap bertahan di perusahaan itu. Dalam arti perusahaannya untung, dan karyawannya sejahtera sehingga ada win win solution. Bila ini terjadi dan dapat diorganisir dengan baik maka perusahaan akan menjadi kuat. Kuat menghadapi tekanan dari dalam (masalah masalah karyawan) dan kuat menghadapi masalah dari luar ( harga CPO, harga TBS dan lain lain).
Ada juga pepatah mengatakan bahwa banyak karyawan keluar bukan karena perusahaannya atau sistem di perusahaan tersebut. Tapi kebanyakan karena bos mereka alias atasan yang saat itu memimpin mereka. Mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan pekerjaan yang biasa mereka lakukan. Atau mungkin atasan mereka begitu mendikte atau terlalu lepas bisa saja demikian.
Komentar
Posting Komentar