Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

ANAK ZAMAN NOW

Tradisi yang tidak baik dan kebiasaan yang dapat merusak masa depan anak dalam perkembangannya di masa depan. Bila zaman dulu anak anak di desa desa banyak permainan seperti main kelereng,  main gambaran,  main karet,  patok lele,  sembunyi dan lari, lempar genteng,  enklek atau injit injit,  trang trang buku, dan banyak lagi permainan di keseharian anak anak. Tapi berbeda dengan anak anak zaman now.  Yang banyak bermain game,  pegangannya HP. Bisa jadi kemajuan teknologi bagus tapi bila tidak dikontrol bisa berbahaya bagi perkembangan anak. Perkembangan anak harus dipantau kesehariannya agar tidak melenceng jauh dari norma norma keumuman masyarakat itu sendiri.  Karena kalau melenceng maka bisa disebut juga tidak umum . Anak anak cenderung bermain sendiri sendiri hal itu membuat sosialisasi mereka kurang dengan lingkungannya.  Keakraban dengan lingkungan keakraban dengan masyarakat sekitarnya juga berkurang. Karena kehidupan mereka berada di dunia maya.  Mereka tidak hidup dalam k

Puisi WS RENDRA

Seringkali aku berkata, Ketika semua orang memuji milik-ku Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya: Mengapa Dia menitipkan padaku ??? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ??? Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ??? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ? Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah, Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka, Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita. Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, Kutolak kemiskinan, seolah semua “derita” adalah hukum bagiku Seolah keadila