Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Pengendalian Emosi

Beberapa hari lalu melihat bagaimana perjuangan timnas u18 berlaga di piala Aff 2017. Di bawah asuhan indra safri timnas ini menjadi team yang menakutkan karena mampu membuat lawan lawannya kedodoran menghadapinya. Di ujung cerita memasuki semifinal timnas ini harus menghadapi thailand dan mampu membuat timnas thailand kerepotan. Di ujung babak pertama terjadilah tragedi kartu merah terhadap pemain indonesia yaitu saddil, pemain yang baru saja masuk dan belum genap 3 menit menggantikan feby. Kalau melihat kesalahan mungkin memang pemain thailand dahulu yang mulai memprovokasi dengan menendang saddil tapi mungkin itu tidak terlalu dilihat, dan dibalas sikutan oleh saddil. Tentu saja ini sangat merugikan kita aebagai bangsa indonesia, mengapa? Mengapa pertanyaannya si saddil tidak bisa mengontrol emosi?. Mungkin memang team thailand susah mengetahui kelemahan indonesia yaitu emosi yang cenderung meledak ledak. Saat team bermain biasa, team lawan akan memancing indonesia dengan provok

Hobi dan Cita cita

Waktu masih kecil kita ditanya hobi kita, ada yang hobinya mancing, membaca, menulis, sepakbola, bola volly, memasak, berburu dan mungkin masih banyak lagi. Satu minggu bisa berganti ganti hobi kita, begitu juga cita-cita setiap jam berubah. Namanya juga anak anak. Beda kalau dibilang bapak bapak. Hahaaa .... Kalau sudah bapak bapak, mungkin tidak ada lagi istilah cita cita mengapa?, karena kalau istilah main bola itu sudah masuk setengah pertandingan.  Yang harus dipegang adalah bagaimana apapun dan dimanapun kita berada harus mampu memaksimalkan kemampuan yang kita miliki.  Bila kita mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat kita maka bakatilah pekerjaan kita maka kita akan tampil menjadi orang orang yang berbakat. Akan tetapi bakat bisa timbul karena hobi, dan hobi seseorang tidak lepas dari lingkungan sekitarnya. Kita ambil contoh: hoby main sepakbola di negara argentina, brazil, dan negara amerika latin lainnya melahirkan pemain pemain bola yang dikenal dunia. Karen

Go to Tania Selatan

Sering saya pulang mudik melewati lintas timur, berhenti di rumah makan pagi sore kemudian melanjutkan perjalanan ke lampung melewati daerah yang banyak rawa rawa disekelilingnya. Melewati simpang dengan 2 buah patung naga di kedua sisinya, saya mengenalnya sekarang dengan simpanh naga. Kalau orang orang mengatakan simpang portal. Dari portal menuju ke pabrik sekitar 7 km lurus saja. Sebelah kiri pabrik sebelah kanan perumahan. Mungkin ini pabrik yang gampang dicari karena jalannya lurus saja. Mungkin ini termasuk pabrik yang sudah tua karena berdiri tahun 1993 milik group Tania, kemudian diambil alih wilmar tahun 2001 - 2002. Beberapa manager yang pernah memegang pabrik ini yang pernah saya dengar yaitu Bp. Amrinsyah (alm), Bp. Syahid, Bp Adi, Bp. Hendra. Sedangakan saat saya masuk managernya yaitu Bp. Heru Yuswandono, diganti oleh Bp.Bambang Kuspardono. Pabrik Tania Selatan termasuk pabrik yang sudah settle karena mill troughput sudah mencapai kapasitas terpasang yaitu 60 ton/jam.