STERILIZER
STERILIZER
1. FUNGSI & TUJUAN
a. Me-non-aktifkan enzym-enzym lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA (Free Fatty Acid).
b. Melepaskan buah dari spiklet / Janjangan
c. Melunakan brondolan untuk memudahkan pelepasan/pemisahan daging buah dari Nut di digester.
d. Memudahkan proses pemisahan molekul molekul miyak dari daging buah (St.Press) dan mempercepat proses pemurnian minyak (St.Klarifikasi).
e. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai < 20 %, sehingga meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit (Nut).
2. KEBUTUHAN UTAMA OPERASI STERILIZER
3. MATERIAL BALANCE
4. UKURAN KEBERHASILAN
a. % Unstripped Bunch : < 5 % terhadap Sample
b. % Oil in Empty Bunch Stalks : < 0,30% terhadap TBS
c. % Fruit Loss in Empty Bunch : < 0,05% terhadap TBS
d. % Oil Losses in Condensate : < 15% ODM (Oil on Dry Matter)
5 MACAM SISTEM PEREBUSAN
a. SINGLE PEAK
b. DOUBLE PEAK
c. TRIPLE PEAK
6. TAHAPAN / STEP PEREBUSAN
a. Waktu pemasukan TBS (charging in time)
b. Waktu pelepasan udara (deaeration)
c. Waktu penaikan tekanan (pressure build up)
d. Waktu penahanan tekanan (holding time)
e. Waktu penurunan tekanan (condensate)
f. Waktu pembuangan uap (exhaust)
g. Waktu pengeluaran TBS masak (discharging time)
7. ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI REBUSAN
a. Kontrol dari Steam Valve
b. Cycle Time
c. Sequencing of Cycle
d. Daeration
e. Pembuangan Kondensat
f. Kapasitas Rebusan
A. Kontrol dari Steam Valve
1. Manual Control
Buka dan tutup semua valve diatur dan dilakukan sepenuhnya oleh Operator
2. AUTOMATIS
Buka dan tutup semua valve diatur dan digerakkan secara automatis oleh oleh Program Logic Control (PLC)
B. Cycle Time / Step pada Rebusan
1. Waktu Pemasukan TBS (Charging in Time)
2. Pelepasan Udara (Daeration)
3. Waktu Penaikan Tekanan (Pressure Building Up)
4. Waktu Penahanan Tekanan (Holding Time)
5. Waktu Penurunan Tekanan (Condensate)
6. Waktu Pembuangan Uap (Exhaust)
7. Waktu Pengeluaran TBS Masak (Discharging Time)
PANDUAN UMUM CYCLE TIME
TABEL GRAFIK INTERVAL
Note :
O = Open
S = Shute
C. Secuencing of Cycle
Maksud :
Mengatur waktu start rebusan pertama dengan start rebusan berikutnya dengan perhitungan sbb :
Contoh :
Untuk lori = 3,75 ton TBS, jumlah lori rebusan 7 lori, kapasitas pabrik 60 ton/jam.
SEQUENCE TIME =( 3,75 x 7 x 60 )/60= 26,25
Kegunaan pengoperasian perebusan secara Secuence (berangkai) dengan waktu yang teratur dan benar adalah sbb :
a. Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan
b. Menghindari penurunan tekanan yang fluktuatif (bergejolak) pada cycle perebusan.
c. Pemakaian steam yang effisien sehingga membantu operasi di boiler dan turbine serta station lain dalam processing di PKS.
D. Daeration (Pembuangan Udara)
Udara adalah penghantar panas yang buruk, oleh karena itu harus dibuang dari dalam tabung sterilizer dan celah-celah fruitlet pada TBS
Ada 2 metode pembuangan udara dari sterilizer :
a. Sweeping (Membuang udara dari tabung sterilizer)
b. Diffusi (Bercampurnya udara dan steam) akan mengeluarkan udara dari celah-celah fruitlet (brondolan)
Alasan utama menggunakan sistem tripple peak adalah adanya peristiwa diffusi akibat aliran turbulensi steam pada setiap proses blow down, dan secara teori hal ini akan membuang udara 88%-90% bagian pada tabung sterilizer .
E. KAPASITAS REBUSAN & HAL YANG MEMPENGARUHI
a. Kapasitas
Kapasitas rebusan adalah kemampuan perebusan menyediakan jumlah TBS masak per jam yang siap untuk di process.
Kapasitas rebusan dapat dicari dengan rumus sbb :
Dimana :
S = Jumlah Tabung Rebusan yang ada di Pabrik
N = Jumlah Lori yang dapat ditampung dalam 1 (satu) tabung rebusan
C = Kapasitas isi masing-masing lori
T = Waktu perebusan (Steam Time + Waktu buka dan tutup Rebusan)
b. Hal yang mempengaruhi
Hal-hal yang mempengaruhi Kapasitas rebusan ada 2 faktor yaitu :
1. Pengisian TBS ke Lori (C)
2. Waktu perebusan :
a. Steam Time
b. Buka / Tutup pintu rebusan
8. EFEK PEREBUSAN TERHADAP KUALITAS CPO
9. PERALATAN & FUNGSI
a. Unit sterilizer (vessel) yang dilengkapi dua unit pintu berfungsi sebagai tempat merebus buah sawit (TBS)
b. Pipa dan valve inlet berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke sterilizer
c. Pipa dan valve condensate berfungsi sebagai pembuangan steam hasil condensasi yang selanjutnya ditampung pada blowdown chamber dan condensate pit.
d. Pipa dan valve exhaust berfungsi sebagai pembuangan steam eks perebusan.
e. Program Logic Control (PLC) berfungsi mengatur dan mengontrol system perebusan yang dapat diatur secara manual maupun full otomatis. Biasanya dilengkapi steam recorder chart.
f. Safety valve berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam sterilizer berlebih (di atas tekanan kerja)
g. Centilever Rail Bridge berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan keluarnya lori buah
h. Air compressor berfungsi untuk mensupply udara yang dipakai untuk mengaktifkan pneumatic valve.
i. Alat-alat ukur (gauge) berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat seperti pressure gauge
j. Capstan, bollard yang berfungsi untuk menarik lori buah masuk dan keluar sterilizer.
10. SPESIFIKASI PERALATAN
Spesifikasi peralatan pada sterilizer dibuat berdasarkan ukuran dan kapasitas sterilizer, sebagai contoh untuk sterilizer dengan kapasitas 60 ton/jam maka spersifikasinya sebagai berikut:
a. Sterilizer Vessel:
- Diameter dalam (ID) = 2.700 mm
- Panjang = 18.000 mm
- Kapasitas / unit = 7 lori @ 3,75 ton/lori
b. Pipa inlet = Ø 6 “ schedule 40
c. Pipa condensate = Ø 4 “ schedule 40
d. Pipa exhaust = Ø 8 “ schedule 40
e. Safety valve = Ø 6 “
f. Air compressor = 6 - 8 barg
11. PERALATAN DAN MESIN-MESIN
PERALATAN DAN MESIN-MESIN
a.TABUNG STERILIZER, YANG TERDIRI DARI
- DUA BUAH PINTU
- INSULASI DENGAN ROCK WOOL /CALCIUM SILICATE
- CENTILEVER/JEMBATAN
- MAIN STEAM VALVE
- EXHAUST VALVE
- CONDENSATE VALVE
- SAFETY VALVE
- PRESSURE GAUGE
b. PNEUMATIC ACTUATORS
c. PIPA UDARA DARI KOMPRESOR
d. CHARD RECORDERS
e. PROGRAMMERS
f. SAFETY SWITCHES PADA PINTU STERILIZER
g. BLOW OFF SILENCER DI CONDENSAT PIT
h. STERILIZER BAY, CAPSTAN, BOLLARD, TRANSFER CARRIAGE, LORI STORAGE YARD
12. PERAWATAN & PEMBERSIHAN
a. Moisture dari kompressor udara harus didrain setiap hari
b. Pipa udara dan penggerak (actuator) harus diperiksa dari kebocoran.
c. Kartu (chart) yang baru harus dipasang pada pressure recorder setiap memulai operasi rebusan.
d. Pena dan tinta penunjuk indikator harus berfungsi dengan baik dan mencukupi.
e. Operasi rebusan harus dengan program automatis atau minimal semi automatis.
f. Switch pengaman ( switch door, safety device, Safety catch ) pada masing-masing pintu rebusan harus berfungsi baik.
g. Bagian dalam tabung sterilizer sebaiknya dibersihkan setiap hari dan juga areal di sekitar sterilizer.
h. Pastikan strainer dalam kondisi bersih tidak sumbat
13. TROUBLE SHOOTING
a. Tekanan steam tidak tercapai:
1. Check semua kebocoran pada sterilizer, pipa-pipa dan kondisi semua valve.
2. Check sequencing time perebusan
3. Check tekanan steam pada boiler
b. Througput tidak tercapai:
1. Pastikan isi lori maksimum sesuai standard.
2. Check waktu perebusan.
3. Pastikan waktu buka tutup rebusan sesuai standard.
4.Pastikan jumlah lori dalam rebusan berjumlah cukup
c. Minyak dalam steam condensate tinggi:
1. Pastikan strainer condensate selalu bersih.
2. Check lamanya perebusan
Komentar
Posting Komentar