Gelar Prof ....
Cerita negri dongeng.
Kalau bicara cita-cita, mungkin judul di atas itulah cita cita saya. Nah daripada dipikirkan mending kita tulis tulis aja.
Setiap orang pasti memiliki cita cita masing2. Begitupin saya, tp entah mengapa dalam diri saya lebih terobsesi secara pribadi dengan cita cita memiliki gelar seabrek seperti itu. Padahal kalau dipikir, buat apa juga gelar mentereng seperti itu kalau tidak punya uang banyak seperti para pangusaha mungkin, atau pejabat2 begitu. Tapi itulah obsesi saya malah pingin punya gelar mentereng seperti itu. Tp gak papakan, toh juga ngak ada ybg dirugikan heheheee .....minimal selevel sama Prof Nelson Tansu ( pakar teknologi nano dr indonesia), atau Mr Dwi Hartanto M.eng P.hd (pakar penerbangan ---> penerus pak Prof B.J Habibi). Kalau saya Prof Sawit ajalah
Kalau saya lihat sebenarnya banyak anak anak di indonesia ini yang kemapuannya di atas rata rata, hanya saja kesempatan yang tidak sama. Karena banyak yang bermasalah dari sisi ekonomi, jangankan mau lanjut perguruan tinggi, sampai sma/ smk aja udah syukur. Begitu kira kira pemikiran sebagian besar masyarakat kita.
Untuk di indonesia prosentase lahirnya prof prof dari perguruan tinggi sangat lambat masih kalah dengan negara lain.
Kalau di negara lain bisa menelurkan professor sekitar 6000 orang setiap tahun maka kita hanya bisa menelurkan 6 sd 16 orang setiap tahun.
Apakah mungkin karena prosedur di indonesia yang terlalu ketat atau mungkin karena belum sistem yang belum berjalan dengan baik. Heeeee
Sok tau lu....
Kalau bicara cita-cita, mungkin judul di atas itulah cita cita saya. Nah daripada dipikirkan mending kita tulis tulis aja.
Setiap orang pasti memiliki cita cita masing2. Begitupin saya, tp entah mengapa dalam diri saya lebih terobsesi secara pribadi dengan cita cita memiliki gelar seabrek seperti itu. Padahal kalau dipikir, buat apa juga gelar mentereng seperti itu kalau tidak punya uang banyak seperti para pangusaha mungkin, atau pejabat2 begitu. Tapi itulah obsesi saya malah pingin punya gelar mentereng seperti itu. Tp gak papakan, toh juga ngak ada ybg dirugikan heheheee .....minimal selevel sama Prof Nelson Tansu ( pakar teknologi nano dr indonesia), atau Mr Dwi Hartanto M.eng P.hd (pakar penerbangan ---> penerus pak Prof B.J Habibi). Kalau saya Prof Sawit ajalah
Kalau saya lihat sebenarnya banyak anak anak di indonesia ini yang kemapuannya di atas rata rata, hanya saja kesempatan yang tidak sama. Karena banyak yang bermasalah dari sisi ekonomi, jangankan mau lanjut perguruan tinggi, sampai sma/ smk aja udah syukur. Begitu kira kira pemikiran sebagian besar masyarakat kita.
Untuk di indonesia prosentase lahirnya prof prof dari perguruan tinggi sangat lambat masih kalah dengan negara lain.
Kalau di negara lain bisa menelurkan professor sekitar 6000 orang setiap tahun maka kita hanya bisa menelurkan 6 sd 16 orang setiap tahun.
Apakah mungkin karena prosedur di indonesia yang terlalu ketat atau mungkin karena belum sistem yang belum berjalan dengan baik. Heeeee
Sok tau lu....
Komentar
Posting Komentar