Indonesia Banget
Aku yang indonesia banget. Atau bisa disebut juga mewakili sebagian besar warga indonesia. Oh ... Kok pede amat. Ya paling tidak mewakili sebagian kecil orang indonesia dan paling tidak aku yang mewakili diriku sendiri. Tidak pernah lepas dari kesibukan yang bersifat rutinitas. Rutinitas kerja di perusahaan yaitu PT tania selatan di oki palembang.
Bisa memiliki pekerjaan adalah suatu hal yang harus disyukuri dalam kondisi perekonomian seperti ini. Dari 287 juta orang indonesia orang yang punya pekerjaan termasuk orang yang berada di kelas menengah karena masih banyak saudara kita yang belum jadi karyawan atau bahkan penganhguran yang berkisar 30 jutaan pengangguran.
Sedang di posisi atas adalah pengusaha atau orang yang punya usaha walaupun kecil kecilan dan harus kita dorong agar terus berkembang. Karena dengan berkembangnya dunia usaha ini akan dipastikan akan terbukanya lapangan kerja. Berbeda dengan saya yang bekerja dengan orang alias jadi karyawan tentu tidak bisa buka lapangan kerja tapi hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga anak dan istri.
Kalau kita lihat kenyataan banyaknya pengangguran maka bisa kita rasakan betapa beratnya tugas jadi pemimpin daerah baik itu dari level desa, kabupaten, provinsi maupun negara ketika harus dihadapkan dengan satu saja persoalan yaitu pengentasan pengangguran. Mungkin atau tidak pengangguran di suatu daerah itu nol, atau 1 persen mungkin. Prestasi yang luar biasa bila memang bisa dicapai karena untuk membuka lapangan kerja tentu diperlukan upaya menarik investasi agar masuk ke suatu daerah atau provinsi tersebut.
Tapi kok antitesis ya, kalu berat tapi mengapa menjadi pemimpin daerah itu malah diperebutkan bahkan hampir semua orang mau dan merasa mampu. Tentu motivasi orang berbeda beda mengapa mereka mengajukan diri menjadi bupati, gubernur bahkan presiden walaupun tugas yang diembannya berat. Yang pasti salah satu tujuannya juga ada yang bermotif ekonomi atau bisa juga prestise.
Akhir akhir ini muncul istilah dilema kecanggihan teknilogi dan pengentasan kemiskinan, ada juga dilema pengentasan kemiskinan dengan keberlanjutan bumi kita (hub dengan eksploitasi alam dan juga kerusakan lingkungan). Hal hal ini yang biasa jadi benturan dalam upaya membuka lapangan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan.
Oke sekian dulu yaaa ....
Bisa memiliki pekerjaan adalah suatu hal yang harus disyukuri dalam kondisi perekonomian seperti ini. Dari 287 juta orang indonesia orang yang punya pekerjaan termasuk orang yang berada di kelas menengah karena masih banyak saudara kita yang belum jadi karyawan atau bahkan penganhguran yang berkisar 30 jutaan pengangguran.
Sedang di posisi atas adalah pengusaha atau orang yang punya usaha walaupun kecil kecilan dan harus kita dorong agar terus berkembang. Karena dengan berkembangnya dunia usaha ini akan dipastikan akan terbukanya lapangan kerja. Berbeda dengan saya yang bekerja dengan orang alias jadi karyawan tentu tidak bisa buka lapangan kerja tapi hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga anak dan istri.
Kalau kita lihat kenyataan banyaknya pengangguran maka bisa kita rasakan betapa beratnya tugas jadi pemimpin daerah baik itu dari level desa, kabupaten, provinsi maupun negara ketika harus dihadapkan dengan satu saja persoalan yaitu pengentasan pengangguran. Mungkin atau tidak pengangguran di suatu daerah itu nol, atau 1 persen mungkin. Prestasi yang luar biasa bila memang bisa dicapai karena untuk membuka lapangan kerja tentu diperlukan upaya menarik investasi agar masuk ke suatu daerah atau provinsi tersebut.
Tapi kok antitesis ya, kalu berat tapi mengapa menjadi pemimpin daerah itu malah diperebutkan bahkan hampir semua orang mau dan merasa mampu. Tentu motivasi orang berbeda beda mengapa mereka mengajukan diri menjadi bupati, gubernur bahkan presiden walaupun tugas yang diembannya berat. Yang pasti salah satu tujuannya juga ada yang bermotif ekonomi atau bisa juga prestise.
Akhir akhir ini muncul istilah dilema kecanggihan teknilogi dan pengentasan kemiskinan, ada juga dilema pengentasan kemiskinan dengan keberlanjutan bumi kita (hub dengan eksploitasi alam dan juga kerusakan lingkungan). Hal hal ini yang biasa jadi benturan dalam upaya membuka lapangan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan.
Oke sekian dulu yaaa ....
Komentar
Posting Komentar